Fungsi System Hydraulic Secara Umum

Fungsi Tugas Dan Syarat-Syarat cairan fluida Hydraulic
April 12, 2022
Hydraulic Jack
April 14, 2022

Sebelum membahas Fungsi System Hydraulic Secara Umum Kenali dulu Prinsip kerja Dan Penerapan System Hydraulic dan jangan lupa

Baca Juga:

Sudah tahu fungsi sistem hydraulic ? Nyatanya, hal tersebut yang menjadikan alasan pengguna bisnis baik industri, pertambangan, maupun manufaktur lainnya beralih menjadikan hydraulic sebagai alat penunjang pekerjaan.Sistem hydraulic diyakini dapat memberikan hasil yang jauh lebih efektif serta efisien sehingga durasi pekerjaan dapat terselesaikan lebih cepat.

 

Fungsi Sistem Hydraulic Secara Umum

Berikut fungsi sistem hydraulic secara umum yakni sebagai berikut;

  • .Sebagai penerus tekanan atau penerus daya
  •  Sebagai pelumas untuk bagian-bagian yang bergerak
  •  Sebagai pendingin
  • Sebagai bantalan dari terjadinya hentakan pada akhir langkah
  • Sebagai pencegah korosi
  •  Sebagai penghanyut bram atau chip, yaitu partikel-partikel kecil yang mengelupas dari komponen
  • Sebagai pengirim isyarat atau signal

Baca juga: Prinsip Kerja Mesin Bubut Hydraulic  dan mesin Miling Hydraulic

 

Prinsip dasar sistem hydraulic berasal dari hukum pascal, dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

  • Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.
  • Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah.
  • Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup, merambat secara seragam ke bagian lain fluida.

Sebelum memutuskan untuk membeli fluida, pastikan fluida yang anda pilih memiliki indikator syarat-syarat dibawah ini:

  • Viscositas yang Cukup

Perlu diketahui, setiap fluida memiliki jenis viscositas yang berbeda. Hal tersebut tergantung pada kebutuhan spesifikasi mesin. Ingat, jika viscositasnya kurang atau tidak sesuai, maka film oil yang terbentuk akan sangat tipis, sehingga tidak mampu untuk menahan gesekan.

  • Indeks Viscositas yang Baik

Tidak hanya kekentalan yang perlu diperhatikan, hal ini juga berlaku pada indeks. Secara sederhana, dibalik viscositas yang baik terdapat indikator indeks yang baik. Jika hal tersebut terpenuhi, maka kekentalan cairan hydraulic akan stabil pada saat digunakan pada sistem hydraulic meskipun dengan perubahan suhu yang fluktuatif.

  • Tahan Api

Biasanya, komponen sistem hydraulic beroperasi pada lingkungan yang cenderung timbul api, ditambah suhu area kerja yang cukup panas maka sangat berpotensi timbul percikan api. Oleh sebab itu, maka sangat disarankan untuk memastikan terlebih dahulu jenis fluida yang memang sudah diproteksi dapat tahan api agar tidak mudah terbar, terutama bila beroperasi dalam suhu tekanan tinggi.

  • Tidak Berbusa

Mengapa fluida tidak boleh berbusa? Hal ini ternyata sangat penting sebab cairan hydraulic banyak busa akan mengakibatkan gelembung-gelembung udara yang terdapat dalam cairan hydraulic. Gelembung inilah yang akan mengakibatkan terjadi compressable atau hilangnya daya tekanan hingga berujung dapat mengurangi daya transfer tenaga. Parahnya, busa pada fluida dapat berpotensi terjadi kebakaran sebab kemungkinan terjilat oleh api dengan mudah.

  • Tahan Dingin

Tahan dingin disini bermakna tidak mudah membeku bila mesin beriperasi pada suhu yang dingin. Ingat, Titik beku cairan hydraulic berkisar antara 10-15 derajat Celcius di bawah suhu saat mesin dihidupkan (start up). Mengapa fluida haru dapat tahan dingin? Ini alasannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya penyumbatan akibat cairan yang membeku.

  • Tahan Korosi & Tahan Aus

Fluida diproteksi sebagai cairan yang dapat mecegah karat atau korosi. Sebab, hal ini dapat memperpanjang usia life time mesin hydraulic. Secara tidak langsung, hal ini pula turut meminimalisir biaya perawatan dan maintenance mesin hydraulic.

  • Demulsibility

Salah satu proteksi fluida lainnya yakni kemampuan cairan hydraulic untuk memisahkan diri dari air. Karena seperti yang sudah kita ketahui, air adalah penyebab terjadinya korosi. Tidak heran bila air menjadi pemicu utama mesin mengalami korosi lebih cepat.

  • Minimal Compressibility
Secara teori, cairan hydraulic memiliki sifat tidak dapat di kempa atau uncompressible. Nyatanya, cairan hydraulic dapat dikempa atau dimampatkan sampai dengan 0,5% volume setiap 80 bar. Oleh sebab itu, cairan hydraulic harus mempunyai sifat atau kemampuan untuk seminimal mungkin dapat dikempa.

Sistem hydraulic ini didukung oleh 3 unit komponen utama, yaitu:

1. Unit Tenaga, berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid/ minyak hydraulic
Pada sistem ini, unit tenaga terdiri atas:
  • Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar
  • Pompa hydraulic, putaran dari poros penggerak mula memutar pompa hydraulic sehingga pompa hydraulic bekerja
  • Tangki hydraulic, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan hydraulic
  • Kelengkapan (accessories), seperti : pressure gauge, gelas penduga, relief valve
2. Unit Penggerak (Actuator), berfungsi untuk mengubah tenaga fluida menjadi tenaga mekanik
hydraulic actuator dapat dibedakan menjadi  dua macam yakni:
  • Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hydraulic
  • Penggerak putar : motor hydraulic, rotary actuator
3. Unit Pengatur, berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hydraulic.
Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve yang macam-macamnya akan dibahas berikut ini.
Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV )
    Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan fluida yang melalui katup tersebut.

Menggambar Rancangan Rangkaian Hydraulic

Setelah kita pelajari komponen-komponen sistem hydraulic secara detail dan juga telah kita pelajari berbagai simbol dari setiap komponen sebagai bahasan tenaga fluida, demikian juga telah kita pelajari cara membaca diagram rangkaian (circuit diagram) maka akan kita mulai dengan cara mendesain (merancang) suatu rangkaian sesuai dengan yang kita kehendaki bila telah tersedia komponen-komponen sistem hydraulic.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang rangkaian hydraulic adalah:
  • Tujuan penggunaan rangkaian
  • Ketersediaan komponen
  • Konduktor dan konektor yang digunakan macam apa
  • Tekanan kerja sistem hydraulic berapa
Cara membuat diagram rangkaian biasanya dengan membuat tata letak komponen sebagai berikut:
  • Actuator diletakkan pada gambar yang paling atas
  • Unit pengatur diletakkan di bawahnya
  • Unit tenaga diletakkan pada bagian paling bawah
Setelah simbol-simbol komponen lengkap dalam lay out (tata letak) barulah digambar garis-garis penghubung sebagai gambar konduktor dengan garis-garis sesuai dengan macam konduktor yang digunakan.
Baca Juga:
Open chat